Ketidakjelasan Kebijakan Trump Picu Bursa Eropa Turun Empat Hari Berturut-turut

Jumat, 13 Juni 2025 | 11:25:25 WIB
Ketidakjelasan Kebijakan Trump Picu Bursa Eropa Turun Empat Hari Berturut-turut

JAKARTA - Bursa Eropa mencatat penurunan harian keempat secara berturut-turut pada Kamis, 12 Juni 2025, seiring memburuknya sentimen pasar yang dipicu oleh ketidakjelasan kebijakan perdagangan global serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Kondisi ini membuat para investor memilih untuk menghindari aset-aset berisiko dan beralih ke instrumen yang lebih aman.

Menurut data yang dirilis Reuters, Indeks Stoxx 600 Eropa ditutup melemah 0,3% ke level 549,84, setelah sempat menyentuh titik terendah dalam lebih dari satu minggu selama sesi perdagangan tersebut. Penurunan ini menandai rangkaian koreksi terpanjang dalam dua bulan terakhir, yang menjadi sinyal kehati-hatian pasar di tengah ketidakpastian yang belum kunjung mereda.

Salah satu faktor utama yang memicu ketidakpastian adalah pernyataan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyatakan kesediaannya memperpanjang tenggat waktu pembicaraan dagang, namun juga mengindikasikan bahwa perpanjangan tersebut mungkin tidak perlu karena surat penawaran perdagangan akan segera dikirimkan. Sikap ambigu ini membuat pasar sulit membaca arah kebijakan dagang AS, terutama terkait hubungan dagang dengan China.

Meski terdapat kemajuan dalam pembicaraan terbaru antara AS dan China yang menghasilkan kesepakatan sementara, kesepakatan tersebut belum mencabut tarif-tarif yang sudah diterapkan maupun menyelesaikan ketidakseimbangan struktural yang telah berlangsung lama. Situasi ini memicu kekhawatiran pasar bahwa perang dagang masih berpotensi berlanjut dan menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi global.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent memberikan pandangan kritis mengenai respons Uni Eropa dalam negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Ia menyebut bahwa Uni Eropa terkesan lambat dalam mengajukan proposal yang kuat meski saat ini menunjukkan itikad baik yang lebih jelas. Namun, pasar tetap ragu bahwa kedua belah pihak mampu mencapai kesepakatan final sebelum tenggat waktu yang ditetapkan pada 8 Juli mendatang.

Selain ketidakjelasan perdagangan, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga memperparah kondisi pasar. Presiden Trump mengumumkan bahwa beberapa personel militer AS dipindahkan dari kawasan tersebut menyusul meningkatnya ketegangan dengan Iran. Langkah ini memperkuat kekhawatiran risiko konflik yang bisa berdampak luas pada stabilitas regional dan pasar global.

Ekonom Senior Capital Economics, James Swanston, mengomentari situasi ini dengan menyatakan, "Jika Israel benar-benar melancarkan serangan terhadap Iran, dampaknya sangat bergantung pada seberapa besar balasan yang diberikan Iran." Pernyataan ini mencerminkan ketidakpastian besar terkait potensi eskalasi konflik yang bisa mengguncang pasar keuangan.

Sementara itu, dalam pernyataan terkait kondisi moneter, anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (ECB) Isabel Schnabel menegaskan bahwa suku bunga ECB saat ini berada pada level yang tepat, meski inflasi diperkirakan akan melambat. Hal ini menunjukkan sikap ECB yang masih berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter, menimbang risiko perlambatan ekonomi di kawasan Eurozone.

Dengan kondisi pasar yang masih diliputi ketidakpastian, para analis menilai investor akan terus memperhatikan perkembangan terbaru dari negosiasi perdagangan dan situasi geopolitik sebagai faktor utama yang mempengaruhi sentimen pasar dalam waktu dekat.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB