JAKARTA - Indonesia setiap tahunnya memperingati Hari Pasar Modal Indonesia pada tanggal 3 Juni. Tanggal ini dipilih karena menandai momen bersejarah dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada 3 Juni 1977, setelah sempat vakum akibat berbagai kondisi selama masa penjajahan dan pasca-kemerdekaan.
Sejarah mencatat, pasar modal di Indonesia pertama kali didirikan pada 14 Desember 1912 oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun, aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta sempat mengalami penghentian beberapa kali, khususnya selama masa pendudukan Jepang dan ketidakstabilan pasca-kemerdekaan. Kembali aktifnya bursa pada tahun 1977 menjadi titik awal kebangkitan pasar modal Indonesia yang terus berkembang hingga saat ini.
Menurut laman mail.inspektorat.ciamiskab.go.id, peringatan Hari Pasar Modal Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pasar modal sebagai salah satu pilar utama dalam perekonomian nasional. “Hari ini adalah simbol kebangkitan dan pertumbuhan pasar modal yang menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi Indonesia,” tulis laman tersebut.
Peran Pasar Modal dalam Perekonomian Indonesia
Pasar modal memainkan peran krusial sebagai sumber pendanaan jangka panjang bagi perusahaan maupun pemerintah. Melalui instrumen seperti saham, obligasi, dan reksa dana, pasar modal membuka akses investasi bagi masyarakat luas sekaligus mendukung pertumbuhan berbagai sektor produktif di dalam negeri.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam peringatan Hari Pasar Modal tahun ini, menegaskan, “Pasar modal bukan hanya sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli efek, tapi juga menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.” Ia menambahkan bahwa keberadaan pasar modal membantu perusahaan memperoleh modal untuk ekspansi sekaligus memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan aset finansial mereka.
Transformasi Digital dan Inklusi Keuangan
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal Indonesia mengalami transformasi signifikan, terutama melalui digitalisasi dan perluasan inklusi keuangan. Kini, masyarakat dapat membuka rekening efek secara online hanya dalam hitungan menit, tanpa perlu proses administrasi yang rumit.
Data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan peningkatan pesat jumlah investor ritel, terutama dari kalangan milenial dan generasi Z. Fenomena ini menandai pergeseran gaya hidup finansial masyarakat Indonesia yang semakin melek investasi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan.
Direktur Utama KSEI menjelaskan, “Kemudahan akses digital dan edukasi pasar modal melalui berbagai platform online telah membuat investasi menjadi semakin inklusif. Ini adalah bukti nyata bahwa pasar modal kini bukan hanya milik kalangan korporasi, tetapi juga masyarakat luas.”
Momentum Edukasi dan Perlindungan Investor
Peringatan Hari Pasar Modal Indonesia juga menjadi momen refleksi untuk memperkuat kepercayaan investor dan memastikan perlindungan yang maksimal bagi investor ritel. Edukasi literasi finansial menjadi prioritas utama yang terus digalakkan oleh BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kami terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko dan manfaat berinvestasi di pasar modal. Literasi finansial yang baik akan membantu investor membuat keputusan cerdas dan berkelanjutan,” ujar pejabat OJK yang membidangi pasar modal.
Berbagai program seminar, workshop, dan kampanye edukasi dilakukan sepanjang tahun, khususnya saat momentum Hari Pasar Modal, guna menjangkau berbagai lapisan masyarakat dari perkotaan hingga daerah terpencil.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski pasar modal Indonesia menunjukkan kemajuan pesat, tantangan seperti volatilitas pasar, perlunya regulasi yang adaptif, dan peningkatan literasi keuangan masih menjadi fokus perhatian. Namun, dengan dukungan teknologi dan sinergi antara regulator, pelaku usaha, serta masyarakat, pasar modal Indonesia optimis mampu menjadi salah satu motor penggerak utama ekonomi nasional di masa depan.
Hari Pasar Modal Indonesia 3 Juni 2025 menjadi pengingat penting bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan memerlukan sinergi semua pihak, mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, hingga masyarakat luas.
Dengan semangat transparansi, inklusivitas, dan edukasi berkelanjutan, pasar modal Indonesia diharapkan mampu terus tumbuh sebagai pilar utama investasi nasional dan penggerak kesejahteraan bangsa.