JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami fluktuasi tinggi dan berada di posisi 7.071,63. Namun, hingga pukul 09.06 WIB, IHSG menunjukkan kecenderungan melemah dengan terhempas ke level 7.024,02, turun sebesar 41,04 poin atau 0,58 persen. Pergerakan ini menunjukkan kondisi pasar yang labil di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Data perdagangan pagi ini mencatat sebanyak 245 saham emiten mengalami penurunan harga, sementara 153 saham menguat dan 199 saham lainnya stagnan. Total transaksi yang terjadi mencapai Rp1,45 triliun dengan volume perdagangan sebesar 2,04 miliar saham, menandakan aktivitas perdagangan yang cukup aktif meskipun pasar sedang bergejolak.
Pola Uptrend IHSG Masih Berpeluang Berlanjut
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, dalam riset harian menyatakan bahwa secara teknikal, IHSG masih memiliki potensi untuk melanjutkan pola uptrend-nya selama level support di angka 7.000 tidak ditembus ke bawah.
“Secara teknikal, IHSG akan mencoba tes support kuat di level 7.000 dan masih potensi melanjutkan pola uptrend-nya sepanjang belum break di bawah 7.000. Diperkirakan support IHSG berada pada level 7.000-7.040 dan resist IHSG di 7.080-7.120,” jelas Fanny, Selasa, 3 Juni 2025.
Meski demikian, pada perdagangan kemarin, 2 Juni 2025, IHSG ditutup turun sebesar 1,54 persen dengan net sell asing mencapai Rp2,73 triliun. Saham-saham yang menjadi incaran aksi jual asing antara lain BBCA, BMRI, BBRI, ASII, dan ADRO.
Pengaruh Kondisi Global dan Wall Street
Sementara itu, pasar saham di Amerika Serikat atau Wall Street justru menguat pada hari pertama perdagangan Juni 2025, Senin (2/6). Indeks S&P 500 naik 0,41 persen, Nasdaq Composite bertambah 0,67 persen, dan Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,08 persen. Kenaikan ini terjadi meskipun ketegangan perdagangan global, khususnya antara Amerika Serikat dan Tiongkok, kembali meningkat. Saham sektor baja menjadi salah satu yang mencatatkan performa kuat.
Rekomendasi Saham Pilihan untuk Investor
Di tengah kondisi pasar yang labil, BNI Sekuritas memberikan sejumlah rekomendasi saham yang berpotensi menguntungkan untuk perdagangan hari ini, 3 Juni 2025. Berikut daftar saham dan strategi trading yang disarankan:
-BMRI (Bank Mandiri)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: Rp5.075
Cutloss: di bawah Rp5.025
Target: Rp5.125 – Rp5.200
-PSAB (PT Prima Andalan Mandiri Tbk)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: Rp384 – Rp390
Cutloss: di bawah Rp380
Target: Rp398 – Rp406
-TPIA (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: Rp9.250 – Rp9.300
Cutloss: di bawah Rp9.125
Target: Rp9.475 – Rp9.600
-JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: Rp1.560 – Rp1.575
Cutloss: di bawah Rp1.550
Target: Rp1.600 – Rp1.620
-ADRO (PT Adaro Energy Tbk)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: Rp2.100 – Rp2.130
Cutloss: di bawah Rp2.100
Target: Rp2.160 – Rp2.200
-ASII (PT Astra International Tbk)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: Rp4.740 – Rp4.780
Cutloss: di bawah Rp4.720
Target: Rp4.820 – Rp4.870
Catatan dan Saran untuk Investor
Menghadapi volatilitas IHSG, investor dianjurkan untuk tetap berhati-hati dan disiplin dalam menerapkan strategi cutloss untuk meminimalkan risiko kerugian. Selain itu, pemantauan secara rutin terhadap pergerakan pasar dan berita ekonomi global sangat penting untuk mengantisipasi perubahan kondisi yang cepat.
Fanny Suherman menekankan, “Meskipun IHSG sedang labil, pola teknikal masih menunjukan potensi kenaikan sepanjang support 7.000 tidak ditembus. Investor harus tetap waspada dan memilih saham dengan fundamental yang kuat serta menggunakan manajemen risiko yang baik.”
Dengan memahami kondisi pasar dan mengikuti rekomendasi saham yang tepat, pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum perdagangan untuk memperoleh keuntungan optimal di tengah ketidakpastian.