JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus menggalakkan literasi keuangan di kalangan generasi muda, khususnya generasi Z, guna memperkuat pemahaman terhadap produk-produk keuangan dan investasi. Langkah ini diambil untuk menanggapi meningkatnya partisipasi generasi muda di pasar modal, yang kini mendominasi lebih dari 50% investor.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, pemahaman mengenai instrumen keuangan dan risiko yang menyertainya sangat penting, terutama bagi anak muda yang baru mulai berinvestasi. “Sekarang hampir 50% investor pasar modal berasal dari anak-anak SMA. Mereka haus investasi, tetapi pembekalan masih relatif kurang,” ujar Purbaya dalam sambutannya pada acara LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Acara yang ditujukan bagi pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat ini menjadi bagian dari komitmen LPS untuk menanamkan pemahaman literasi keuangan sejak dini. Purbaya menekankan bahwa edukasi keuangan tidak hanya penting untuk memahami produk investasi, tetapi juga untuk mengenali potensi risiko yang mungkin terjadi. “Penting untuk membekali anak muda agar dapat memilih instrumen keuangan dengan bijak dan menyadari risiko yang menyertainya,” tegasnya.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan nasional tercatat sebesar 66,46%, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51%. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yang masing-masing sebesar 65,43% untuk literasi keuangan dan 75,02% untuk inklusi keuangan.
Meski terjadi kemajuan, Purbaya menilai tingkat literasi keuangan masih perlu ditingkatkan lebih luas lagi, terutama di kalangan generasi muda yang saat ini menjadi penggerak utama di pasar modal. “Ini baru langkah pertama. Ke depan, kami akan menyasar universitas dan masyarakat umum,” ujar Purbaya.
Fenomena meningkatnya minat investasi di kalangan anak muda, khususnya generasi Z, menjadi perhatian LPS. Banyak di antara mereka yang terjun ke dunia pasar modal tanpa pemahaman yang memadai terkait risiko dan strategi investasi. Oleh karena itu, acara LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 dirancang untuk menjadi ruang edukasi keuangan yang interaktif, menyenangkan, dan mudah dipahami oleh generasi muda.
Selain memberikan edukasi seputar investasi dan produk keuangan, acara ini juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik yang melibatkan langsung peserta. Mulai dari seminar, kuis interaktif, hingga pameran produk keuangan yang disajikan dalam format edukatif, semua dirancang untuk memperkuat pemahaman anak muda tentang dunia keuangan.
Dalam konteks yang lebih luas, peningkatan literasi keuangan diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang cerdas finansial, mampu mengelola risiko, dan bijak dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini juga selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan nasional, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Menurut data pasar modal Indonesia, lebih dari separuh investor saat ini berasal dari kelompok usia muda, termasuk pelajar tingkat SMA. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki antusiasme tinggi terhadap investasi, namun masih minim edukasi tentang manajemen risiko dan pemahaman mendalam mengenai instrumen keuangan yang digunakan.
“Generasi muda perlu dibekali dengan pengetahuan yang memadai agar tidak terjebak dalam euforia investasi semata,” kata Purbaya. Ia menambahkan bahwa literasi keuangan bukan hanya soal pengetahuan dasar, melainkan juga pemahaman terhadap dinamika pasar, regulasi, dan risiko yang mungkin dihadapi.
Melalui upaya edukasi berkelanjutan ini, LPS berharap dapat mendorong terciptanya ekosistem keuangan yang sehat dan inklusif, di mana seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan. Edukasi keuangan yang dimulai dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi dinilai sebagai fondasi penting dalam membangun masyarakat yang lebih melek finansial.
Dengan komitmen ini, LPS akan terus melanjutkan kegiatan edukasi keuangan ke berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya di kalangan pelajar, tetapi juga di tingkat universitas hingga masyarakat umum. “Kami akan terus melanjutkan kegiatan edukasi keuangan ini secara berkelanjutan ke berbagai lapisan masyarakat,” pungkas Purbaya.
Melalui pendekatan ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang bukan hanya tertarik pada investasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan mereka secara bijak dan berkelanjutan.