JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan pada awal perdagangan pekan ini, Senin 14 April 2025. Kinerja pasar modal Indonesia pada pekan lalu, yakni periode 8-11 April 2025, ditutup melemah signifikan hingga menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat melakukan pembekuan perdagangan sementara (trading halt) pada hari perdana pasca-libur Idulfitri 1446 H.
Berdasarkan data resmi dari BEI, IHSG pekan lalu turun sebesar 3,82 persen ke level 6.262,22 dibanding posisi penutupan pekan sebelumnya di 6.510,62. Penurunan tersebut mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi makroekonomi dan dinamika global pasca-libur panjang.
"Kapitalisasi pasar Bursa turut mengalami penurunan sebesar 3,88 persen menjadi Rp10.695 triliun dari Rp11.126 triliun pada pekan sebelumnya," ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.
Meski begitu, terdapat peningkatan pada beberapa indikator teknikal. Kautsar menyampaikan bahwa rata-rata volume transaksi harian tercatat naik 0,71 persen menjadi 18,90 miliar lembar dari 18,77 miliar lembar pada pekan sebelumnya.
Namun demikian, nilai transaksi harian menunjukkan pelemahan tajam. "Pelemahan pada pekan ini turut terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa yang turun 20,38 persen menjadi Rp14,81 triliun dari Rp18,60 triliun pada penutupan minggu lalu," jelas Kautsar.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian justru meningkat sebesar 16,16 persen. Tercatat ada 1,18 juta kali transaksi sepanjang pekan lalu, naik dari 1,02 juta kali transaksi pada minggu sebelumnya.
Aksi Jual Asing Masih Berlanjut
Tekanan terhadap IHSG juga tak lepas dari aksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Pada Jumat, 11 April 2025, investor asing tercatat membukukan penjualan bersih sebesar Rp214,17 miliar. Secara kumulatif, sepanjang tahun 2025 ini investor asing telah melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp35,86 triliun.
Fenomena ini menunjukkan bahwa pelaku pasar global masih berhati-hati terhadap prospek ekonomi Indonesia dan kawasan regional, terutama setelah munculnya sejumlah ketegangan geopolitik dan ekspektasi kenaikan suku bunga di beberapa negara.
Rekomendasi Saham Hari Ini
Analis pasar modal merekomendasikan investor untuk tetap selektif dalam memilih saham. Beberapa sektor yang dinilai defensif dan berpotensi menguat antara lain sektor konsumer, perbankan besar, dan telekomunikasi.
Saham-saham seperti BBCA, TLKM, dan ICBP masih disarankan untuk dipantau karena memiliki fundamental yang kuat dan likuiditas tinggi. Selain itu, sektor komoditas terutama emas dan batubara juga diprediksi menarik perhatian pelaku pasar seiring ketidakpastian global.
Analis dari BNI Sekuritas dalam riset terbarunya menyarankan agar investor menghindari aksi spekulatif jangka pendek hingga pasar menunjukkan arah yang lebih stabil. “Pasar masih rentan dengan fluktuasi pasca-libur panjang. Investor perlu memperhatikan faktor eksternal dan laporan keuangan kuartal pertama 2025 yang mulai dirilis,” tulis BNI Sekuritas.
Proyeksi IHSG Jangka Pendek
Untuk perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak dalam kisaran support 6.200 dan resistance 6.350. Koreksi yang terjadi bisa dimanfaatkan oleh investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi secara bertahap, terutama pada saham-saham dengan valuasi menarik.
Pasar juga menantikan rilis data neraca perdagangan Maret 2025 serta sinyal arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia pada pertemuan mendatang. Dua faktor tersebut diperkirakan akan menjadi katalis penting dalam menentukan arah IHSG dalam beberapa pekan ke depan.
Dengan kondisi pasar yang masih tertekan namun disertai peningkatan aktivitas transaksi, investor disarankan tetap waspada namun tidak panik, serta menyiapkan strategi trading yang adaptif terhadap perubahan dinamika ekonomi global dan domestik.